**SELAMAT DATANG DI BLOG KEDAMAIAN**
MENCERAHKAN DAN HUMANIS
Tuesday, December 12, 2006
Dialog Islam-Barat




Inilah cuplikan dialog antaragama antara Dr. Wafa Sultan dari Los Angeles dan sebuah stasion televisi di Doha. Cuplikan ini saya dapatkan dari situs Metacafe. Kepada para pembaca untuk merenungkannya dengan jeli, dan juga dengan kepala dingin, agar nantinya bisa memberikan komentarnya secara obyektif, dan tentu dapat dipertanggung jawabkan.

Di bawah ini adalah teks hasil terjemahan yang saya lakukan dari dialog tersebut. Semoga ini dapat membantu Anda dalam memahami isi dialog.


“...Silahkan Anda beriman kepada batu, tapi jangan sekali-kali Anda menghantam saya dengan batu...”


Dr. Wafa Sultan (WS, Los Angeles): Benturan yang kita lihat di pentas internasional bukan benturan antaragama, bukan pula benturan antarperadaban. Ia merupakan benturan antara dua hal yang bertentangan, antara dua zaman, antara mentalitas yang berpijak pada abad-abad pertengahan dan mentalitas yang berpijak pada abad kedua satu, antara peradaban dan keterbelakangan, antara yang berperadaban dan yang primitif, antara keliaran (barbarity) dan rasionalitas. Ia merupakan benturan antara kebebasan dan penindasan, antara demokrasi dan diktatorisme. Ia merupakan benturan antara HAM di satu pihak dan antara pemerkosaan terhadap HAM itu sendiri di pihak lain, antara perlakukan terhadap perempuan sebagai manusia dan antara perlakuan terhadapnya seperti hewan.

Apa yang kita lihat bukanlah benturan peradaban, peradaban tidak berbenturan, peradaban itu bersaing.

Doha: Dari pernyataan Anda dapat dipahami bahwa apa yang terjadi saat ini adalah benturan antara peradaban yang ada di Barat dan antara keterbelakangan serta kebodohan yang diwakili kaum Muslimin?

WS: Iya, itu yang saya maksud.

Doha: Siapa yang menggagas ide benturan peradaban, bukankah Samuel Huntington, dan bukan Osama bin Laden seperti yang dikatakan banyak orang? Saya ingin masuk pada tema ini jika Anda berkenan.

WS: Kaum Musliminlah yang mulai (membuat) pernyataan seperti itu. Kaum Musliminlah yang memulai konflik antaraperadaban ketika Nabi mereka mengatakan: “Aku diperintah untuk memerangi manusia sehingga mereka beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.” Ketika kaum Muslimin membagi-bagi manusia menjadi Muslim dan non-Muslim. Mereka menyeru untuk memerangai orang lain agar meyakini apa yang mereka yakini. Merekalah akar benturan ini, merekalah yang memulai peperangan ini. Mereka harus menghentikan peperangan ini, mereka harus membaca kembali kitab-kitab keislaman, metode-metode pengajaran yang mereka berlakukan yang penuh dengan seruan “pengkafiran” dan seruan untuk memerangi kaum kafir.

Islam mengatakan tidak menghina keyakinan orang lain, akan tetapi peradaban mana yang suka disebut dengan nama yang tidak dipilihnya. Kadang-kadang Islam menyebut peradaban lain dengan “ahl al-dzimmah”, juga “ahl al-kitâb”, kadang-kadang menyamakan mereka dengan monyet dan babi, kadang-kadang juga dengan “al-Nashârâ” dan “al-maghdhûb-i `alayhim”.

Siapa sih yang berkata kepada kalian (kamu Muslimin) bahwa mereka —maksudnya kaum Yahudi dan umat Kristiani— adalah ahl al-kitâb? Mereka bukan ahl al-kitâb, mereka adalah ahli buku-buku (ahl al-kutub). Buku-buku ilmiyah berbobot yang ada di tangan kalian adalah buku-buku mereka, yang merupakan buah dari pemikiran bebas dan produktif.

Apa hak kalian menyamakan mereka dengan “al-maghdhûb-i `alayhim” dan “al-dhâllîn”. Kemudian sekarang kalian hadir dan mengatakan bahwa keyakinan (akidah) anda menyuruh untuk tidak mengejek keyakinan orang lain?

Saya bukan Nasrani, bukan Islam, juga bukan Yahudi. Saya manusia sekular, tidak percaya pada hal-hal yang gaib (al-ghaybiyyât), akan tetapi saya menghormati keyakinan orang lain.

Doha: Kalau begitu berarti Anda atheis?

WS: Terserah Anda mau mengatakan apa, saya manusia sekular yang tidak mempercayai hal-hal gaib.

Doha: Saya bertanya pada Anda, sesuai dengan logika yang Anda gunakan. Kalau Anda atheis maka Anda tidak berhak mengejek Islam, Nabi dan al-Qur’an. Titik!

WS: Itu urusan pribadi, tidak ada hubungannya dengan Anda. Silahkan Anda beriman kepada batu, tapi jangan sekali-kali Anda menghantam saya dengan batu. Anda bebas menyembah siapa saja. Tetapi Anda tidak ada sangkut-pautnya dengan keyakinan orang lain, baik Anda percaya bahwa Isa adalah Allah putra Maryam, atau syetan adalah Allah putra Maryam. Biarkan manusia berpijak pada keyakinannya masing-masing.

Kaum Yahudi keluar dari krisis, mereka menorehkan penghormatannya terhadap dunia dengan ilmu pengetahuan, bukan dengan teror, dengan kerja bukan dengan tangisan atau teriakan saja. Kemanusiaan sangat tergantung pada banyak penemuan dan saint para ilmuan Yahudi di abad ke-19 dan ke-20. 15 juta orang bertebaran di seluruh dunia bersatu-padu menggapai hak-haknya dengan kerja dan ilmu pengetahuan.

Kita pernah tidak melihat seorang Yahudi pun yang melakukan bom bunuh diri di dalam Restoran Jerman. Kita tidak pernah melihat seorang Yahudi pun yang merobohkan Gereja. Kita tidak pernah melihat ada seorang Yahudi pun yang melakukan protes dengan membunuh banyak orang. Orang-orang Islam telah merubah tiga patung Tuhan Buddha menjadi puing. Kita tidak pernah melihat seorang dari para penganut agama Buddha yang merobohkan Masjid, atau membunuh seorang Muslim, atau membakar Kantor Kedutaan.

Namun hanya kaum Musliminlah satu-satunya yang membela keyakinan mereka dengan membakar gereja-gereja, membunuh orang, merobohkan kantor-kantor kedutaan. Cara ini sama sekali tidak akan membawa manfaat bagi mereka. Kaum Muslimin harus bertanya kepada diri mereka sendiri, apa yang dapat mereka berikan kepada kemanusiaan sebelum menuntut kemanusiaan tersebut untuk menghormati mereka.

 
posted by Roland Gunawan at 6:54 PM | Permalink | 0 comments

"TERIMA KASIH ANDA TELAH MAMPIR DI SINI"