Sudah beberapa hari ini saya mengikuti jalannya perdebatan di milis IKBAL, kmnu, pmik, dan beberapa milis lainnya. Pembahasannya semua sama, hanya berkisar masalah pernyataan Gus Dur bahwa "al-Qur'an adalah kitab yang paling porno." Sebagian ada yang mendukung, sebagian yang lain ada yang malah menghina, bahkan tak jarang kata-kata kasar terlontar, yang nampak memang dilakukan secara sengaja.
Sengaja saya menggunakan judul "Al-Qur'an dan Pornografi", tidak menggunakan "Pornografi dalam al-Qur'an." Jelasnya, kalau saya memakai judul yang kedua, ini sama artinya saya menyatakan bahwa dalam al-Qur'an memang terdapat hal-hal yang berbau porno. Namun kalau saya menggunakan judul pertama, maka sikap saya akan mengarah pada dua kemungkinan, antara "iya" dan "tidak." Artinya dalam al-Qur'an bisa saja terdapat hal-hal yang porno, atau kemungkinan yang lain bisa saja tidak sama sekali, tergantung siapa yang membacanya.
Saya sepakat dengan Kak Guntur Romli --begitu saya memanggil beliau ketika masih di Cairo dulu-- bahwa pikiran porno atau ngeres ada pada otak. Tergantung siapa yang punya otak itu. Sebab setiap otak memiliki "isi" yang berbeda-beda. Dan saya kira pernyataan apapun tergantung pada konteks. Dan Gus Dur menyatakan "Kitab suci yang paling porno di dunia adalah al-Qur’an," itu dalam konteks gurau, terbukti setelah menyatakan hal itu, dia langsung tertawa terkekeh-kekeh. Nah ketika "dia tertawa terkekeh-kekeh", sebenarnya dia ingin mengatakan, "Inilah kalau al-Qur'an dibaca oleh orang yang berpikiran ngeres." Jadi nampak bahwa dia tidak betul-betul serius menyatakannya.
Ayat-ayat dalam al-Qur'an, yang dianggap berbau porno, sejauh pengamatan saya, memang menggunakan kata-kata yang sopan, kiasan atau metafor.
Di dalam al-Qur’an, seperti pernyataan Gus Dur, ada ayat tentang menyusui anak dua tahun berturut-turut. Yang namanya menyusui, ya pasti mengeluarkan tetek! Ini bagi saya pribadi, tidak berbau porno, sebab akal sehat saya masih bicara. Tapi bagi orang yang pikirannya terbiasa "ngeres", mengeluarkan "tetek" berarti porno. Sebab kata "tetek" sendiri artinya "payu dara."
Dalam al-Qur'an juga terdapat ayat yang berbunyi, "Istri-istri kalian adalah ladang (tempat bercocok tanam) bagi kalian, maka datangilah "ladang" kalian dari mana saja kalian suka." Ayat ini jelas menggunakan metafor, atau kiasan. Ini memang halus sekali, dan inilah memang bahasa al-Qur'an. Tapi kalau dibahasakan secara kasar, maka akan terlihat porno, yang namanya ladang pasti untuk ditanami "benih". Sama juga dengan kaum perempuan, mereka adalah ladang, sedangkan kaum laki-laki adalah yang bertugas menanam "benih" itu. Setiap kita tentu akan dapat mereka-reka, "benih" apa yang bisa diberikan laki-laki pada perempuan, dan "ladang" apa pada perempuan yang dapat ditanami. Ini bisa porno, bisa juga tidak.
Dalam al-Qur'an juga terdapat ayat yang berbunyi, "Fa al-an basyiru hunna." Kata "basyiru" di sini artinya "gaulilah". Artinya lengkapnya, "Maka sekarang, gaulilah istri-istri kalian." Kita bisa melihat, kata "menggauli" bagi sebagian orang akan terkesan jorok, porno, cabul. Tentu saja kata "menggauli" itu tidak sama dengan "gaul", kata yang terakhir ini setiap hari kita gunakan untuk menyatakan bahwa kita banyak teman, atau untuk mengesankan bahwa kita banyak tahu dunia luar, tidak "kuper." Tapi kata "menggauli" mengandung arti "jima`". Seperti misalnya "menggauli perempuan." Jelas ini sudah menggambarkan ke-porno-an.
Namun, saya tetap mempunyai keyakinan, bahwa Tuhan tidak bermaksud untuk menampakkan hal-hal porno kepada manusia. Tapi Tuhan juga memberikan manusia otak, sesuatu yang bisa memunculkan hal-hal sesuai dengan kehendak-Nya, atau malah sebaliknya. (bisa baik-baik, bisa juga porno, ngeres, dan cabul). Jadi Tuhan dengan otak yang diberikan pada manusia, bermaksud agar manusia memilih secara bebas.Terakhir, saya katakan bahwa, orang yang berpikiran "ngeres" ketika menyatakan bahwa al-Qur'an adalah kitab porno, itu benar, sebab orang tersebut menggambarkan sebagian ayat-ayat al-Qur'an sesuai dengan realitas yang berkelebat pada otaknya. Sebaliknya orang yang mengatakan bahwa al-Qur'an bukan kitab porno, dia juga benar, sebab di dalam otaknya tidak bersemayam pikiran-pikiran yang semacam itu.
Makanya, mari kita sama-sama berdoa:
Tuhan tolong cuci otakku
dari pikiran cabul
Dan bila nanti fresh kembali
janji nggak "ngeres" lagi.... (Jamrud - Nggak Cabul Lagi)
Sengaja saya menggunakan judul "Al-Qur'an dan Pornografi", tidak menggunakan "Pornografi dalam al-Qur'an." Jelasnya, kalau saya memakai judul yang kedua, ini sama artinya saya menyatakan bahwa dalam al-Qur'an memang terdapat hal-hal yang berbau porno. Namun kalau saya menggunakan judul pertama, maka sikap saya akan mengarah pada dua kemungkinan, antara "iya" dan "tidak." Artinya dalam al-Qur'an bisa saja terdapat hal-hal yang porno, atau kemungkinan yang lain bisa saja tidak sama sekali, tergantung siapa yang membacanya.
Saya sepakat dengan Kak Guntur Romli --begitu saya memanggil beliau ketika masih di Cairo dulu-- bahwa pikiran porno atau ngeres ada pada otak. Tergantung siapa yang punya otak itu. Sebab setiap otak memiliki "isi" yang berbeda-beda. Dan saya kira pernyataan apapun tergantung pada konteks. Dan Gus Dur menyatakan "Kitab suci yang paling porno di dunia adalah al-Qur’an," itu dalam konteks gurau, terbukti setelah menyatakan hal itu, dia langsung tertawa terkekeh-kekeh. Nah ketika "dia tertawa terkekeh-kekeh", sebenarnya dia ingin mengatakan, "Inilah kalau al-Qur'an dibaca oleh orang yang berpikiran ngeres." Jadi nampak bahwa dia tidak betul-betul serius menyatakannya.
Ayat-ayat dalam al-Qur'an, yang dianggap berbau porno, sejauh pengamatan saya, memang menggunakan kata-kata yang sopan, kiasan atau metafor.
Di dalam al-Qur’an, seperti pernyataan Gus Dur, ada ayat tentang menyusui anak dua tahun berturut-turut. Yang namanya menyusui, ya pasti mengeluarkan tetek! Ini bagi saya pribadi, tidak berbau porno, sebab akal sehat saya masih bicara. Tapi bagi orang yang pikirannya terbiasa "ngeres", mengeluarkan "tetek" berarti porno. Sebab kata "tetek" sendiri artinya "payu dara."
Dalam al-Qur'an juga terdapat ayat yang berbunyi, "Istri-istri kalian adalah ladang (tempat bercocok tanam) bagi kalian, maka datangilah "ladang" kalian dari mana saja kalian suka." Ayat ini jelas menggunakan metafor, atau kiasan. Ini memang halus sekali, dan inilah memang bahasa al-Qur'an. Tapi kalau dibahasakan secara kasar, maka akan terlihat porno, yang namanya ladang pasti untuk ditanami "benih". Sama juga dengan kaum perempuan, mereka adalah ladang, sedangkan kaum laki-laki adalah yang bertugas menanam "benih" itu. Setiap kita tentu akan dapat mereka-reka, "benih" apa yang bisa diberikan laki-laki pada perempuan, dan "ladang" apa pada perempuan yang dapat ditanami. Ini bisa porno, bisa juga tidak.
Dalam al-Qur'an juga terdapat ayat yang berbunyi, "Fa al-an basyiru hunna." Kata "basyiru" di sini artinya "gaulilah". Artinya lengkapnya, "Maka sekarang, gaulilah istri-istri kalian." Kita bisa melihat, kata "menggauli" bagi sebagian orang akan terkesan jorok, porno, cabul. Tentu saja kata "menggauli" itu tidak sama dengan "gaul", kata yang terakhir ini setiap hari kita gunakan untuk menyatakan bahwa kita banyak teman, atau untuk mengesankan bahwa kita banyak tahu dunia luar, tidak "kuper." Tapi kata "menggauli" mengandung arti "jima`". Seperti misalnya "menggauli perempuan." Jelas ini sudah menggambarkan ke-porno-an.
Namun, saya tetap mempunyai keyakinan, bahwa Tuhan tidak bermaksud untuk menampakkan hal-hal porno kepada manusia. Tapi Tuhan juga memberikan manusia otak, sesuatu yang bisa memunculkan hal-hal sesuai dengan kehendak-Nya, atau malah sebaliknya. (bisa baik-baik, bisa juga porno, ngeres, dan cabul). Jadi Tuhan dengan otak yang diberikan pada manusia, bermaksud agar manusia memilih secara bebas.Terakhir, saya katakan bahwa, orang yang berpikiran "ngeres" ketika menyatakan bahwa al-Qur'an adalah kitab porno, itu benar, sebab orang tersebut menggambarkan sebagian ayat-ayat al-Qur'an sesuai dengan realitas yang berkelebat pada otaknya. Sebaliknya orang yang mengatakan bahwa al-Qur'an bukan kitab porno, dia juga benar, sebab di dalam otaknya tidak bersemayam pikiran-pikiran yang semacam itu.
Makanya, mari kita sama-sama berdoa:
Tuhan tolong cuci otakku
dari pikiran cabul
Dan bila nanti fresh kembali
janji nggak "ngeres" lagi.... (Jamrud - Nggak Cabul Lagi)