**SELAMAT DATANG DI BLOG KEDAMAIAN**
MENCERAHKAN DAN HUMANIS
Monday, October 23, 2006
Jilbab Bukan Kewajiban Agama
Saya cukup sepakat dengan pendapat Nong Darol Mahmada dalam tulisannya yang dimuat di Website JIL. Pendapatnya sama persis dengan pendapat Muhammad Said al-Asymawi, salah seorang pemikir Mesir, dalam bukunya, “Ma`âlim al-Islâm”, bahwa di masa lalu, katakanlah di masa para Khalifah, jilbab berfungsi untuk membedakan perempuan merdeka dan budak. Ini terbukti ketika Khalifah Umar memarahi seorang perempuan merdeka yang tidak memakai jilbab dengan berkata: “Apakah kamu ingin seperti budak?.” Saya lihat, nampaknya riwayat yang seperti ini kurang begitu diperhatikan oleh banyak ulama, mereka lupa bahwa “al-hukm-u yadûru ma`a al-`illah,” “hukum itu tergantung —meminjam bahasa Nong Darol Mahmada— alasan rasionalnya.” Untuk saat ini perbudakan sudah tidak ada lagi dalam Islam, sehingga hukum pamakaian jilbab terhapus dengan sendirinya.

Apalagi ada indikasi bahwa jilbab adalah tradisi turun-temurun masyarakat Arab. Saya cukup lama tinggal di Mesir, terus terang saja saya tidak bisa membedakan mana perempuan Muslimah dan mana perempuan Kristen. Banyak kaum Muslimah di Mesir yang memakai jilbab (tapi banyak juga yang tidak pakai jilbab, dan perempuan Kristen juga banyak yang pakai jilbab. Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan jilbab bukan murni semata-mata karena agama, akan tetapi karena jilbab merupakan pakaian tradisional yang dipakai secara turun-temurun. Dan saya mengalami sendiri, Di Mesir itu tidak ada hujan, kalau ada hanya dua kali setahun, itupun hanya rintik-rintik saja. Di Mesir tidak ada rumah yang dicat warna-warni, sebab kalau dicat akan kotor lagi, pasalnya hampir tiap hari ada hujan debu. Makanya siapapun boleh menggunakan jilbab, perempuan Muslimah atau Kristen. Nah, dalam kondisi seperti ini, kalau kita ingin membedakan antara perempuan Muslimah dan perempuan Kristen, apakah kita akan melarang perempuan Kristen menggunakan jilbab?

Demikian juga, perintah agar perempuan menggunakan jilbab dengan alasan untuk menjaga diri supaya tidak terganggu, adalah alasan yang dibuat-buat. Menurut hemat saya, itu tergantung perempuannya. Kalau perempuannya memang agak “nakal”, memakai jilbab pun tidak akan ada artinya, hanya akan menjebaknya pada kemunafikan, jilbab hanya akan jadi topeng untuk menutup-nutupi sifat buruknya. Sebaliknya, perempuan terhormat, baik dan punya prinsip, meski tidak memakai jilbab, dia akan mampu menjaga dirinya.

Akhir-akhir ini beredar VCD Porno. Dalam VCD ini yang melakukan hubungan seksual bukan siapa-siapa, melainkan seorang siswi berjilbab. Coba, apa gunanya jilbab kalau sudah seperti ini?
 
posted by Roland Gunawan at 4:45 AM | Permalink |


0 Comments:





"TERIMA KASIH ANDA TELAH MAMPIR DI SINI"