Arjuna Mencari Cinta. Itulah salah satu judul lagu dalam album Dewa. Dalam lagu itu diceritakan betapa seorang arjuna dengan seluruh jiwa dan raganya mengembara mencari adanya cinta sejati. Dalam pengembaraannya, tanpa mengenal lelah dia mulai mendaki gunung-gunung tertinggi, mengarungi lautan samudra raya, dan hampir seluruh hidupnya dipergunakan menjelajahi isi bumi guna mencari cinta sejati. Namun sayang, semakin jauh dia mencari, semakin pula dia kehilangan jejaknya. Akhirnya dia merasa putus asa. Sehingga dalam keadaan batin yang Kosong dia berkata" Mungkin…kutemui cinta sejati saat aku hembuskan nafas terakhirku".
Kisah di atas kalau kita bandingkan dengan fenomena sehari-hari, nampaknya ada kecocokan. Sebab kita merasa sulit untuk mendapatkan cinta yang sejati.
Seorang Mistikus cinta berkata "Cinta itu bukanlah kecemburuan".
Sering dalam kehidupan, kala kita melihat seseorang yang menarik hati maka kita mencintainya. Namun alangkah malangnya ketika mendapat kenyataan bahwa orang yang kita cintai tidak mencintai kita bahkan mencintai orang lain. Bak halilintar diiringi Angin puyuh menyambar, mata kita menjadi gelap, hidup terasa hampa. Pupuslah harapan untuk dapat hidup bersamanya. Lalu kita menjadi sangat cemburu, kecewa. Namun apakah cemburu, kecewa, itu cinta?. Tidak, itu bukanlah cinta. Kalau kita mencinta dan memaksakan kehendak hati untuk memiliki, sementara orang yang kita cintai tidak mencintai, berarti kita hanya mencintai diri kita sendiri. Sehingga dengan sengaja kita mengabaikan kebahagiaan orang yang kita cintai. Kita lebih mementingkan kebahagiaan diri kita pribadi, mengutamakan kebahagiaan sang-Aku. Kalau cinta kita benar-benar sejati, tentunya kita akan merasa gembira melihat kebahagiaan orang yang kita cintai, walaupun dia tidak mencintai kita. Kita tidak akan merasa cemburu ketika kita melihatnya merasa bahagia bercinta dengan orang lain. Sebab kebahagiaannya merupakan kebahagiaan kita juga, betapapun kita tidak dapat memilikinya. Sehingga kita tidak selalu menyalahkan cinta atau jadi korbannya.
Dari itu Cintailah Cinta, dengan cara membersihkannya dari segala macam bentuk kotoran, nafsu, dan kepentingan pribadi. Di samping itu kita harus banyak mempelajari Kasidah Cinta Ilahi yang terdapat pada alam ini.
Bukan Rahasia lagi bahwa selama ini kita memang kurang memahami hakekat cinta, cinta yang sejati. Cinta bagi kita hanyalah perasaan ingin memiliki, cinta bagi kita hanyalah kecemburuan dan kekecewaan. Kita memang akui bahwa putus cinta sedikitnya akan membuat kita merana atau mungkin saja menangis. Tapi ingatlah bahwa Air Mata tidak akan mampu menghapuskan kedukaan hati, malah akan makin menambah. Maka bersabarlah seperti sabarnya Ulul 'Azmi.